Percepatan Inflasi di Jepang Memicu Spekulasi Mengenai Penyesuaian Kebijakan Bank of Japan

Tekanan Harga di Jepang Meluas 

Inflasi naik lebih tinggi dari yang diperkirakan di Jepang selama bulan Oktober, menurut data MIC yang dirilis pada tanggal 24 November. Indeks harga konsumen inti Jepang, yang tidak termasuk harga makanan segar, naik 2,9% di bulan Oktober dibandingkan dengan tahun sebelumnya – menandai akselerasi pertama dalam empat bulan. Tingkat inflasi utama mencapai 3,3%, melampaui tingkat 3% di bulan September. Angka-angka yang lebih tinggi dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa tekanan inflasi yang terus-menerus dapat mendorong Bank of Japan (BOJ) untuk menarik kembali beberapa stimulus moneternya di masa mendatang. 

(Japan Core CPI，Ministry of Internal Affairs and Communications) 

Sektor Manufaktur Mengalami Kontraksi Selama Enam Bulan Berturut-turut 

Inflasi naik lebih tinggi dari yang diperkirakan di Jepang selama bulan Oktober, menurut data MIC yang dirilis pada tanggal 24 November. Indeks harga konsumen inti Jepang, yang tidak termasuk harga makanan segar, naik 2,9% di bulan Oktober dibandingkan dengan tahun sebelumnya – menandai akselerasi pertama dalam empat bulan. Tingkat inflasi utama mencapai 3,3%, melampaui tingkat 3% di bulan September. Angka-angka yang lebih tinggi dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa tekanan inflasi yang terus-menerus dapat mendorong Bank of Japan (BOJ) untuk menarik kembali beberapa stimulus moneternya di masa mendatang. 

Perusahaan-perusahaan finansial besar percaya bahwa pengumuman Bank of Japan bahwa mereka tidak akan mengubah kebijakannya sampai pertumbuhan upah meningkat dengan cepat adalah hal yang paling penting mengingat ekspektasi pasar. Selama dua tahun terakhir, perusahaan-perusahaan ini mencatat bahwa pertumbuhan upah di Jepang belum mencapai level yang diantisipasi, apalagi menunjukkan percepatan kenaikan. Kenaikan target inflasi Bank of Japan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan upah, yang dianggap sebagai mesin pertumbuhan jangka panjang utama untuk ekonomi Jepang sesuai dengan trade-off kurva Phillips antara kenaikan gaji dan inflasi. Oleh karena itu, Bank of Japan tidak mungkin meninggalkan kebijakan moneter yang sangat akomodatif hingga dampaknya terhadap pertumbuhan upah berubah menjadi positif secara signifikan. 

Disclaimer  

Komentar, berita, penelitian, analisis, harga, dan semua informasi yang terkandung dalam artikel hanya berfungsi sebagai informasi umum untuk pembaca dan tidak menyarankan saran apa pun. Ultima Markets telah mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memberikan informasi terkini, namun tidak dapat menjamin keakuratannya, dan dapat melakukan perubahan tanpa pemberitahuan. Ultima Markets tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat penggunaan informasi yang diberikan.